Minggu, 16 Januari 2011

Bujang dan Putri Malaka



Bingung mau ngapain. Kehabisan bahan bacaan dan males juga ke perpus. Alhasil, iseng sms sahabat buat pinjem novel yg dia punya. Novel apa aja, yg penting yg menurut dia cocok untuk kubaca. Dibawainlah novel ini, eh...mungkin bukan novel tepatnya. Karena buku ini memberikan banyak sekali pelajaran tentang kehidupan. Bagaimana kita belajar ayat-ayat yang tersurat dalam Al-Qur'an melalui segala sesuatu yang ada di alam, segala kejadian sehari-hari dalam hidup kita. Berikut beberapa hikmah hidup yang menurut saya paling menarik dari buku ini:
  1. MAKAN BUBUR --> "Orang yang makan bubur dengan diaduk terlebih dahulu agar bumbunya merata dan terasa nikmat, maka sesungguhnya ia hanya menyukai takdir Alloh yang menyenangkan saja. Sedangkan orang yang makan bubur tanpa mengaduknya terlebih dahulu, maka sesungguhnya ia berusaha menyukai setiap takdir Alloh, apakah yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan dirinya".
  2. "Orang mukmin bila menikah dengan wanita yang ia cintai, maka ia akan sangat menyayanginya. Namun, bila ia menikah dengan wanita yang tidak ia cintai, maka ia akan menghormatinya dan memperlakukanya dengan baik".
  3. HUJAN --> "Hujan itu adalah perumpamaan dari petunjuk dan ilmu yang diturunkan bersama Rosululloh. Bumi melambangkan manusia yang dilambangkan ilmu dan petunjuk tersebut. Hujan yang turun di tanah yang baik dan tanah yang kering adalah perumpamaan bagi orang yang mempelajari agama Alloh dan mendapatkan manfaat darinya lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya. Sedangkan hujan yang turun di rawa-rawa merupakan perumpamaan bagi orang yang tidak peduli dengan ilmu tersebut dan tidak menerima petunjuk Alloh".
  4. MENYIRAM TANAMAN -->"Kalau setiap permohonan atau keinginan manusia dapat dengan mudah terwujud, justru itu dapat mematikan hatinya. Karena hatinya akan terlena lalu lupa bahwa Alloh-lah yang mengabulkan keinginannya itu. Padahal, adanya keinginan yang tidak terpenuhi bisa mengingatkan kita bahwa Alloh-lah Yang Maha Berkuasa atas segala kehendak dan Maha Berkehendak atas segala kekuasaan. Dengan demikian, kita akan selalu mengingat dosa kita, memohon ampunan-Nya, dan berdoa mengharap kebahagiaan. Inilah unsur-unsur penting bagi keimanan manusia."
  5. "Karena manfaat utama dari penyatuan dua orang yang saling mencintai dalam ikatan pernikahan adalah rasa syukur mereka kepada Alloh kelak. Sedangkan manfaat utama dari dua orang yang saling mencintai tapi tidak disatukan dalam ikatan pernikahan adalah kesadaran bahwa tidak semua kehendak mereka dapat terwujud karena ada kehendak Alloh Yang Maha Mengetahui siapa yang terbaik untuk menjadi pasangan mereka. Kemudian manfaat utama dari orang yang sangat mencintai seseorang yang tidak mencintainya adalah rasa cinta itu sendiri".
  6. MANDI -->"Tidakkan kalian tahu bahwa Nabi SAW pernah bersabda bahwa orang yang sholat lima waktu itu bagaikan orang yang mandi lima kali sehari di sungai yang berarus deras? Sholat yang Khusyu' dapat membersihkan hati kita dari kotoran-kotoran. Kotoran-kotoran akan ikut tersapu oleh takbir, tahlil, tasbih, dan doa yang senantiasa menyirami hati selama kita sholat. Selain itu, bilasan istighfar dan dzikir setelah sholat pun akan ikut membersihkan hati kita dari kotoran"
Dan masih banyak hikmah-hikmah lain yang bisa kita pelajari dari buku yang berjudul "Bujang dan Putri Malaka" ini. Special Thanks buat Ari yang sudah meminjami saya buku ini. Banyak pelajaran hikmah yang saya ambil dari membaca buku ini.  Selamat Membaca! ^_^

Selasa, 11 Januari 2011

Wanita yang Pertama Masuk Surga

Wanita yang diperkenankan masuk surga pertama kali adalah seorang wanita yang bernama Muti’ah. Kaget? Sama seperti Siti Fatimah ketika itu, yang mengira dirinyalah yang pertama kali masuk surga.
Siapakah Muti’ah? Karena rasa penasaran yang tinggi, Siti Fatimah pun mencari seorang wanita yang bernama Muti’ah ketika itu. Beliau juga ingin tahu, amal apakah yang bisa membuat wanita itu bisa masuk surga pertama kali? Setelah bertanya-tanya, akhirnya Siti Fatimah mengetahui rumah seorang wanita yang bernama Muti’ah. Kali ini ia ingin bersilaturahmi ke rumah wanita tersebut, ingin melihat lebih dekat kehidupannya. Waktu itu, Siti Fatimah berkunjung bersama dengan anaknya yang masih kecil, Hasan. Setelah mengetuk pintu, terjadilah dialog.

“Di luar, siapa?” kata Muti’ah tidak membukakan pintu.
“Saya Fatimah, putri Rasulullah”
“Oh, iya. Ada keperluan apa?”
“Saya hanya berkunjung saja”
“Anda seorang diri atau bersama dengan lainnya?”
“Saya bersama dengan anak saya, Hasan?”
“Maaf, Fatimah. Saya belum mendapatkan izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki”
“Tetapi Hasan masih anak-anak”
“Walaupun anak-anak, dia lelaki juga kan? Maaf ya. Kembalilah besok, saya akan meminta izin dulu kepada suami saya”
“Baiklah” kata Fatimah dengan nada kecewa. Setelah mengucapkan salam, ia pun pergi.
Keesokan harinya, Siti Fatimah kembali berkunjung ke rumah Muti’ah. Selain mengajak Hasan, ternyata Husein (saudara kembar Hasan) merengek meminta ikut juga. Akhirnya mereka bertiga pun berkunjung juga ke rumah Muti’ah. Terjadilah dialog seperti hari kemarin.
“Suami saya sudah memberi izin bagi Hasan”
“Tetapi maaf, Muti’ah. Husein ternyata merengek meminta ikut. Jadi saya ajak juga!”
“Dia perempuan?”
“Bukan, dia lelaki”
“Wah, saya belum memintakan izin bagi Husein.”
“Tetapi dia juga masih anak-anak”
“Walaupun anak-anak, dia juga lelaki. Maaf ya. Kembalilah esok!”
“Baiklah” Kembali Siti Fatimah kecewa.
Namun rasa penasarannya demikian besar untuk mengetahui, rahasia apakah yang menyebabkan wanita yang akan dikunjunginya tersebut diperkanankan masuk surga pertama kali. Akhirnya hari esok pun tiba. Siti Fatimah dan kedua putranya kembali mengunjungi kediaman Mutiah. Karena semuanya telah diberi izin oleh suaminya, akhirnya mereka pun diperkenankan berkunjung ke rumahnya. Betapa senangnya Siti Fatimah karena inilah kesempatan bagi dirinya untuk menguak misteri wanita tersebut.
Menurut Siti Fatimah, wanita yang bernama Muti’ah sama juga seperti dirinya dan umumnya wanita. Ia melakukan shalat dan lainnya. Hampir tidak ada yang istimewa. Namun, Siti Fatimah masih penasaran juga. Hingga akhirnya ketika telah lama waktu berbincang, “rahasia” wanita itu tidak terkuak juga. Akhirnya, Muti’ah pun memberanikan diri untuk memohon izin karena ada keperluan yang harus dilakukannya.
“Maaf Fatimah, saya harus ke ladang!”
“Ada keperluan apa?”
“Saya harus mengantarkan makanan ini kepada suami saya”
“Oh, begitu”
Tidak ada yang salah dengan makanan yang dibawa Muti’ah yang disebut-sebut sebagai makanan untuk suaminya. Namun yang tidak habis pikir, ternyata Muti’ah juga membawa sebuah cambuk.
“Untuk apa cambuk ini, Muti’ah?” kata Fatimah penasaran.
“Oh, ini. Ini adalah kebiasaanku semenjak dulu”
Fatimah benar-benar penasaran. “Ceritakanlah padaku!”
“Begini, setiap hari suamiku pergi ke ladang untuk bercocok tanam. Setiap hari pula aku mengantarkan makanan untuknya. Namun disertai sebuah cambuk. Aku menanyakan apakah makanan yang aku buat ini enak atau tidak, apakah suaminya seneng atau tidak. Jika ada yang tidak enak, maka aku ikhlaskan diriku agar suamiku mengambil cambuk tersebut kemudian mencambukku. Ini aku lakukan agar suamiku ridlo dengan diriku. Dan tentu saja melihat tingkah lakuku ini, suamiku begitu tersentuh hatinya. Ia pun ridlo atas diriku. Dan aku pun ridlo atas dirinya”
“Masya Allah, hanya demi menyenangkan suami, engkau rela melakukan hal ini, Muti’ah?”
“Saya hanya memerlukan keridloannya. Karena istri yang baik adalah istri yang patuh pada suami yang baik dan sang suami ridlo kepada istrinya”
“Ya… ternyata inilah rahasia itu”
“Rahasia apa ya Fatimah?” Mutiah juga penasaran.
“Rasulullah Saw mengatakan bahwa dirimu adalah wanita yang diperkenankan masuk surga pertama kali. Ternyata semua gara-gara baktimu yang tinggi kepada seorang suami yang sholeh.”
Subhanallah.
(Re-Type from fadil.blogsome.com)

'Bout Love...

Kata cinta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih, sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih.
Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku. Hal yang demikian bisa terjadi karena cinta bersemayam di dalam hati yang bersifat labil. Seperti sabda Rasulullah saw. hati itu bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang terombang-ambing oleh angin yang berputar-putar. Sebagaimana amal-amal dan perilaku kita yang senantiasa bersumber dari niat dan motivasi di dalam hati, maka cinta pun bisa mewujud dengan dasar niat yang beraneka rupa. Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan. Namun ada pula cinta yang penuh duri dan racun. Ada cinta yang merupakan buah keimanan dan ketaqwaan. Namun ada pula cinta yang berlandaskan nafsu hina.
Bagi seorang muslim dan beriman, cinta terbesar dan cinta hakiki ialah cinta kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan karena menggapai ridha-Nya.
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah Muhammad saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Ali Imran: 31)
“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. At Tirmidzi)
Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua.
(Re-Type from blog.al-habib.info)