Sabtu, 15 Oktober 2011

Aisyah dan Maisyah

“Ada 3 perkara yang janganlah kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu sholat apabila telah tiba waktunya, jenazah bila sudah siap penguburannya, dan WANITA (GADIS / JANDA) BILA MENEMUKAN LAKI-LAKI SEPADAN YANG MEMINANGNYA.” (H.R. Ahmad)

Karena jodoh adalah salah satu ketentuan-Nya, maka bersiaplah menerima apa yang telah Alloh SWT tentukan. Yakinlah bahwa Alloh pasti memberikan yang terbaik bagi kita, dan perlu usaha untuk mencapainya. Satu hal yang perlu dijadikan catatan penting : Jangan nilai calon pasanganmu hanya dari kondisinya pada saat ini, tapi nilailah ia dari potensi yang dimilikinya. Insya Alloh, ia bisa menjadi jauh lebih besar daripada dirinya yang sekarang.

Sebenarnya, apa saja yang perlu kita pertimbangkan dalam menilai calon pasangan hidup kita?? Berikut adalah sedikit ulasan yang saya ambil dari sebuah buku berjudul “Aisyah & Ma’isyah” karangan Ahmad Gozali.

• Dalam menilai seorang ikhwan seharusnya bukan dilihat dari seberapa besar penghasilannya sekarang. Akan tetapi seberapa besar tanggung jawabnya dalam mengusahakan nafkah untuk istri dan anaknya kelak. Karena dengan besarnya rasa tanggung jawab yang dimilikinya, bukan tidak mungkin, ia akan jauh lebih termotivasi dalam mencari ma’isyah yang lebih baik lagi.
• Sedangkan untuk menilai seorang akhwat, janganlah hanya menilai dari standar hidupnya selama ini, seakan-akan itulah yang harus dipenuhi saat hidup bersamanya. Tapi nilailah ia dari seberapa besar sifat qona’ahnya. Karena dengan sifat qona’ah, sedikit apapun yang dimiliki, tidak akan ada rasa kekurangan. Sebaliknya, sebanyak apapun yang diterima, tidak akan berlebihan dan mubadzir.

Seorang akhwat juga harus memiliki persiapan apabila ia akan memutuskan untuk menikah. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan tersebut adalah :
• Persiapan untuk mengelola keuangannya sendiri
• Persiapan untuk menghadapi perubahan gaya hidup mulai dari awal dengan keluarga barunya.

Terkadang ada sejumlah kekhawatiran dari pihak wanita. Rasa dilemma, apakah harus memilih si A yang notabene belum berpenghasilan atau si B yang sudah memiliki kepribadian ( kendaraan pribadi, rumah pribadi, de el el). Ada petikan kalimat dalam buku ini yang menjawab pertanyaan tadi, yaitu : “percayalah, perasaanmu akan sangat berbeda sekali jika kamu dan pasanganmu berjuang bersama dari titik nol menuju titik kesuksesan daripada kamu mengajak pasanganmu untuk langsung berada di titik kemampuan…”. Namun, itu semua saya kembalikan kepada pembaca, apakah setuju dengan pernyataan diatas atau tidak. Semua tergantung pribadi dan penilaian masing-masing individu.

Sebaiknya, seorang akhwat memilih seorang pemuda yang berani dan bertawakal, yakni pemuda yang berdoa agar mendapatkan yang terbaik, dan ia telah siap walaupun harus menghadapi kenyataan yang pahit sekalipun. Kemudian ia sempurnakan ikhtiarnya dalam mencari ma’isyah agar ia layak untuk mempersunting aisyahnya.

Seorang pemuda bisa dikatakan memiliki kemapanan financial apabila memenuhi standar2 berikut :
• Mampu mensyukuri penghasilan yang ada
• Mampu mencukupi kebutuhan dasar secara mandiri
• Memiliki semangat untuk terus meningkatkan penghasilan


Namun, kecenderungan manusia yang memiliki kekhawatiran akan kesulitan duniawi masih tetap saja ada. Tetapi, ingatlah. Bukankah menikah adalah salah satu dari sekian banyak rezeki dari Alloh?? Sesuai dengan apa yang terdapat dalam hadits berikut, “Dan bukan termasuk golonganku orang yang merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah, kemudian ia tidak menikah” (H.R. Ath-Thabrani). Begitupun juga apa yang terdapat dalam petikan ayat Al-Qur’an berikut, “…Jika mereka miskin, Alloh akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Alloh Mahaluas (pemberian-Nya)dan Maha Mengetahui” (Q.S. An-Nuur :32).

Akhir kata, semoga Alloh SWT senantiasa memberikan petunjuk-Nya pada kita dalam menentukan siapakah pendamping hidup kita nanti. Semoga diberikan yang terbaik oleh-Nya untuk kita. Amin.

Wassalammu’alaikum..

….Kita tidak akan pernah tahu bila kita tidak pernah memulai….^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar